Wednesday, October 20, 2010

GESEK TUNAI KARTU KREDIT DITUTUP

Bank Indonesia (BI) mulai khawatir praktek gesek tunai atau "Gestun" kartu kredit akan membebani Rasio Kredit Bermasalah (NPL) bank. Hingga Agustus 2010 NPL kartu kredit perbankan telah mencapai 8%.

"NPL yang mencapai 8% tersebut disinyalir akibat maraknya praktek gestun. Jika terus dibiarkan praktek tersebut maka bank akan semakin merugi," ujar Kepala Biro Pengembangan dan Kebijakan Sistem Pembayaran Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran BI Aribowo kepada detikFinance di Jakarta, Selasa malam (19/10/2010).

Ia menjelaskan, saat ini pemegang kartu kredit tercatat sebanyak 12,8 juta dan akan angkanya diperkirakan terus bertambah. BI menemukan banyak pemegang kartu kredit yang kini memanfaatkan praktek gestun itu.

"Dan belakangan dari jumlah tersebut banyak yang memanfaatkan transaksi gestun. Walau data belum secara lengkap, tetapi BI bersama asosiasi telah mengetahui hal tersebut," ungkapnya.

Aribowo mengungkapkan, data terakhir juga menyebutkan sampai Agustus 2010 total transaksi kartu kredit mencapai Rp 458 miliar dengan volume transaksi sebesar 562 ribu.

"Angka ini meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya nilai transaksinya hanya sebesar Rp 448 miliar dan volumenya sebesar 550 ribu," jelas Aribowo.

Dengan terus meningkatnya transaksi kartu kredit, Aribowo mengatakan sudah seharusnya diwaspadai mengenai praktek gestun yang akan mengakibatkan lonjakan NPL.

"Maka dari itu, bank sentral bersama Asosiasi Kartu Kredit Indonesia (AKKI) terus memantau dan menindaklanjuti merchant yang melayani praktek tersebut," tukasnya.

Seperti diketahui, praktek gestun belakangan makin marak terjadi. Praktek ini dilakukan nasabah di merchant-merchant yang menyediakan fasilitas itu dengan penawaran bunga yang lebih rendah jika dibandingkan nasabah menarik dana dengan kartu kredit di ATM.

Bank Indonesia (BI) bekerjasama dengan Asosiasi Kartu Kredit Indonesia (AKKI) telah menutup 500 merchant karena melakukan praktek Gesek Tunai (Gestun) kartu kredit yang dilarang sesuai dengan ketentuan bank sentral.

(dru/qom)

Wednesday, October 13, 2010

BCA PALSU

Jakarta - "????Bahaya sekali!!! ada web palsu klikbca.com untuk mobile https://m.klikbca.com/ Hati2 apabila tmn2 terima link sperti ini jgn tertipu.Jgn coba memasukan no.pin anda, ini website palsu ( phising web ) jika anda masukan username n pin anda bkn tdk mgkn dana anda akan berpindah tgn/hilang,perhatikan dgn jelas di link tsb \"https://\" bkn http:// pd umumnya,web site ini bertujuan mencuri pin n username anda !!!"

Apakah Anda sempat menerima pesan di atas? Jika iya, sebaiknya jangan lantas percaya. Sebab pesan yang sempat wara-wiri di mailing list, BlackBerry Messenger dan forum online itu tak lain adalah hoax alias informasi palsu yang tak jelas asal usulnya.

Padahal yang sebenarnya terjadi adalah Bank Central Asia (BCA) memang baru saja merilis situsnya untuk versi mobile yang beralamat di https://m.klikbca.com. Hanya saja sepertinya ada orang iseng yang menganggap situs tersebut sebagai situs palsu.

Jika diteliti lebih lanjut, pesan hoax tersebut sejatinya mudah sekali untuk dicek kebenarannya. Pertama, adalah ketika alamat situs mobile BCA ini dikatakan 'aneh' lantaran menggunakan alamat url 'https' dan bukan 'http' seperti situs-situs pada umumnya.

Nah, di sinilah yang mungkin masih jarang diketahui orang. Sebab, alamat situs memakai url 'https' itu justru menandakan jika situs tersebut 'secure' alias aman.

Model url ini biasanya dipakai oleh situs-situs yang sangat memperhatikan sistem keamanan mereka, seperti situs banking dan situs sensitif lainnya. Justru kalau ada situs internet banking yang memakai url 'http' itu patut diwaspadai kebenarannya.

Pasalnya, situs banking itu -- untuk menandakan jika dia secure -- harusnya memang pakai url 'https'. Tanda lainnya adalah ada icon gembok kuning atau putih di url atau di bagian bawah kanan halaman, serta ada semacam stempel 'Cybertrust Secure'.

Mudah kan?
( ash / fw ) 
http://www.detikinet.com